Selamat datang di blog Paulinus Pandiangan. Semoga kamu menemukan sesuatu yang berguna.   Click to listen highlighted text! Selamat datang di blog Paulinus Pandiangan. Semoga kamu menemukan sesuatu yang berguna.

Menikmati Hari Ini

Bagaimana menikmati hari ini dengan cara-cara yang mudah dan sederhana?

Ini sebuah pertanyaan penting yang, bisa saja luput dari perhatian kita, apabila kita ‘terjebak’ dalam rutinitas sehari-hari. Ada tuntutan pekerjaan yang harus dituntaskan, misalnya, yang menyerap perhatian kita, sehingga membuat kita lupa untuk sedikit menikmati anugerah kehidupan ini. Dunia bergerak cepat, dan banyak hal yang bisa merampas waktu dan perhatian kita, apabila kita tidak benar-benar berkesadaran tentang apa yang sebenarnya mendasar dan penting.

Triknya ternyata terletak pada memberi perhatian pada hal-hal kecil, pada pilihan-pilihan praktis yang bisa diambil. Menikmati anugerah kehidupan adalah perihal menemukan kegembiraan dalam hal-hal sederhana yang seringkali terabaikan, seperti sejenak membiarkan diri menikmati sinar matahari, mendengarkan musik kesukaan, atau bahkan sekedar membiarkan diri untuk sesaat tidak melakukan apa pun yang produktif.

Dan berikut beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan semua orang:

  1. Awali dengan bersyukur

Cara paling sederhana untuk ‘menyuntikkan’ atmosfer positif dalam hidup kita adalah dengan bersyukur. Segera setelah bangun tidur, kita bisa bersyukur atas kesehatan, atas kasur yang nyaman yang membantu kita terlelap sepanjang malam, atas udara segar yang masih bisa kita hirup. Praktik sederhana seperti ini (barangkali) tidak akan terlihat signifikan saat kita melakukannya, akan tetapi secara kumulatif ini akan berdampak: membantu kita berfokus pada apa yang sudah ada, dan bukan pada apa yang masih kurang.

  1. Nikmati ritual pagimu

Kita bisa bangun lebih awal secara teratur agar kita tidak terburu-buru mengerjakan rutinitas pagi. Terkadang memang kita tidak selalu bisa bangun pagi tepat waktu, karena barangkali malam harinya kita tidur lebih telat dari biasanya, atau bisa saja cuaca mempengaruhi kita untuk merebahkan diri sedikit lebih lama. Tetapi apa pun kondisinya, kita bisa mencoba untuk tetap tenang di awal hari, agar bisa sungguh-sungguh menikmati awal hari yang baru. Menikmati kopi dan sarapan pagi dengan terburu-buru tentu sangat tidak menyenangkan. Maka perlu kita mengkondisikan diri agar momen-momen kecil namun berharga seperti ini tidak terlewatkan begitu saja. Spend a few extra minutes in these things.

  1. Cobalah bergerak

Aktivitas fisik telah terbukti sangat berdampak memperbaiki mood kita. Ada penelitian yang telah membuktikan ini. Maka menyediakan waktu untuk bergerak, sesederhana berjalan kaki sekurang-kurangnya 15 menit dalam sehari, atau melakukan kegiatan olahraga yang kita suka, akan secara signifikan memperbaiki mood dan level energi kita. Juga, kegiatan fisik seperti ini bisa menjadi semacam ‘mental break‘ dari rutinitas.

  1. Terhubung dengan orang lain

Hubungan antar manusia sangat vital dalam menunjang kebahagiaan kita. Penelitian 80 tahunan lebih yang dilakukan universitas Harvard telah membuktikan bahwa prediktor kebahagiaan seseorang tidak terletak pada status sosial, kekayaan, atau popularitas, tetapi pada kualitas relasi yang dimiliki orang tersebut dengan orang-orang lain di sekitarnya.

  1. Lakukan hobimu

Sisihkan waktu setiap hari untuk mengerjakan hal yang menyenangkan bagi kita, entah itu membaca novel, mengurus taman, melukis, atau memainkan alat musik. Mengerjakan hal yang menyenangkan biasanya bisa membuat kita lupa waktu sejenak, dan ini akan menyegarkan otak kita juga, sehingga kondisi mental kita akan lebih siap untuk menjalankan tanggung jawab kita, entah itu terkait pekerjaan atau sekolah.

  1. Mempraktikkan mindfulness

Mindfulness adalah seni untuk berkesadaran. Ini bisa dilakukan dengan meditasi atau latihan pernafasan, atau sekedar memberikan sedikit waktu untuk mengamati sekeliling kita. Kita berusaha untuk benar-benar sadar saat ini, apa pun yang sedang kita alami dan lakukan. Penelitian pun telah memvalidasi bahwa praktik ini membantu mengurangi stress dan meningkatkan kepuasan hidup. Praktik ini juga membantu kita untuk hidup lebih lambat dan bisa lebih mengapresiasi hal-hal indah dan baik dalam hidup.

  1. Lakukan refleksi positif

Saya menyadari bahwa sebagai seorang introvert dengan tipe INFJ-A, kecenderungan untuk pesimis lebih besar daripada optimis. Terkadang setelah membaca fakta-fakta di sekitar, saya biasanya cenderung menjadi pesimis. Tetapi berupaya untuk melihat hal-hal baik dalam hidup tentu juga penting, dan saya menyadari bahwa saya pun harus berupaya ‘mengimbangi’ kecenderungan untuk pesimis dengan ‘menyuplai’ otak saya dengan hal-hal positif, sekecil dan sesederhana apa pun itu.

Ada orang yang suka melakukan ini dengan menjurnal. Ada juga yang lebih suka mengingat-ingat sesaat sebelum tidur. Intinya adalah mencoba menyadari bahwa walaupun hidup penuh dengan hal-hal yang di luar harapan, atau tidak menyenangkan, tetap ada hal-hal baik yang sangat pantas disyukuri. Dalam jangka panjang ini akan membantu kita juga untuk lebih berpengharapan dalam hidup. Kita bisa lebih positif menatap masa depan, walaupun tentu saja masa depan penuh ketidakpastian.

Rasanya kalau kita bisa menerapkan hal-hal sederhana ini dalam hidup, kita bisa mengalami sebuah kehidupan yang lebih bermakna. Kita perlu menyadari bahwa sukacita seringkali ditemukan bukan dalam hal-hal besar dan fantastis, tetapi justru dalam momen-momen kecil yang terselip dalam perjalanan kehidupan setiap hari. Semuanya tergantung kepada kita apakah kita bisa mengapreasiasi hal-hal kecil ini untuk akhirnya menjadi landasan kebahagiaan kita.

Mari kita menghargai saat ini. Hari ini. Mari membuat hari ini menyenangkan, walau banyak tantangan. Tersenyumlah. 😊 🌷

“Man in the Car” Paradox

One particular concept that stands out in Morgan Housel’s The Psychology of Money is the “Man in the Car Paradox.” This paradox encapsulates the complex relationship between wealth, perception, and happiness. Let’s delve into the nuances of this paradox, but first, what is it all about?

Imagine driving past a person in a luxury car, envying their apparent wealth and success. However, what you don’t see is the financial stress, debt, or dissatisfaction that may accompany the owner of the luxury car. Meanwhile, the person driving a modest vehicle may be content, financially secure, and free from the burden of excessive consumption. The individual inside the car may be biased, thinking of themselves as cool and successful, when in reality, as the observer, you might imagine yourself driving the car, considering how cool and successful you would be.

Some key insights from this paradox are as follows:

  1. Relative Wealth vs. Absolute Wealth: Housel highlights the distinction between relative wealth (comparing oneself to others) and absolute wealth (financial security and peace of mind). The “Man in the Car Paradox” underscores that true wealth lies in achieving financial independence and contentment, rather than merely outpacing others in material possessions.
  2. The Illusion of Happiness: Society often equates wealth with happiness, leading individuals to pursue materialistic goals relentlessly. However, the paradox reveals that external markers of success may not always correlate with genuine fulfillment. Studies suggest that happiness derived from possessions is fleeting and often overshadowed by financial insecurity or comparison with others.
  3. The Importance of Perspective: The paradox emphasizes the significance of perspective in shaping our attitudes towards wealth and well-being. By reframing our definition of success and embracing gratitude for what we have, we can cultivate a more fulfilling and sustainable approach to money management.

What can we do about it?

Understanding the “Man in the Car Paradox” can profoundly influence our approach to personal finance. Instead of chasing superficial symbols of success, focus on building financial resilience, pursuing meaningful experiences, and nurturing relationships. Adopting a mindset of abundance and gratitude can lead to greater satisfaction and contentment, irrespective of one’s financial status. And that’s what truly matters in the end.

Practical Things We Can Do:

  • Prioritize financial goals based on personal values and long-term aspirations.
  • Practice mindful spending and differentiate between wants and needs.
  • Cultivate gratitude through regular reflection on life’s blessings.
  • Invest in experiences, relationships, and personal development rather than material possessions.
  • Embrace frugality as a means to achieve financial freedom and flexibility. I should emphasize though that this lifestyle is not for everybody.

☘️ ☘️ ☘️

The paradox serves as a poignant reminder that wealth is not merely a measure of material possessions but encompasses aspects of financial security, contentment, and perspective. By redefining our relationship with money and prioritizing intrinsic values over extrinsic markers of success, we can navigate the complexities of personal finance with greater wisdom and fulfillment.

As Morgan Housel eloquently states, “Being rich is having money; being wealthy is having time.” True wealth is achievable if you choose to embrace financial prudence, gratitude, and a holistic approach to well-being. 🀩

10 Fun Ways to Paint Your World

The daily grind can leave us feeling uninspired, with the same routine thoughts on repeat. As a result, we find our thoughts stuck in black and white. But here’s the catch. We can actually change this. The following are 10 vibrant ways to add a splash of color to your mental landscape, making each day a little more interesting.

  1. Sensory Adventures: Our senses are powerful gateways to new experiences. Take a walk in nature, focusing on the textures you feel, the sounds you hear, and the vibrant colors around you. Savor a delicious meal, paying attention to the different flavors and aromas. The idea is to engage your senses fully, and watch your thoughts come alive!
  2. Embrace the Power of Play: Remember the joy of coloring as a child? We can still do that! Dedicate time to coloring books, doodling, or even finger painting. Let go of expectations and simply enjoy the process. Play some upbeat music, light a scented candle, if necessary, and create a fun atmosphere to ignite your creativity.
  3. The Soundtrack of Your Day: Music has a profound effect on our mood. Start your day with an energizing playlist to get your creative juices flowing. Throughout the day, curate different soundtracks for different tasks. Upbeat music for chores, calming melodies for focus work, and something inspiring for creative ventures.
  4. Flip the Script: Challenge your usual way of thinking. Approach familiar tasks from a different angle. Try a new recipe with unusual ingredients, walk your usual route in the opposite direction, or even write with your non-dominant hand (I am not good at this, by the way). These little disruptions can spark new ideas and perspectives.
  5. Spark Curiosity: There’s a world of fascinating information waiting to be discovered. Pick a topic that piques your interest, however random it may seem, and delve into it. Learn about the history of buttons, the science of dreams, or the different types of clouds. Feed your curiosity, and your thoughts will be bursting with new colors.
  6. Embrace the Unexpected: Sometimes, the most interesting experiences come from unplanned detours. Take a spontaneous walk down an unfamiliar street, strike up a conversation with someone new, or say yes to an unexpected invitation. Embrace the thrill of the unknown and see where it leads you.
  7. Write Your Own Story: Journaling is a fantastic way to explore your thoughts and feelings. Write down your dreams, anxieties, or even fictional stories. Write in different formats – poetry, free verse, even a dialogue between you and your future self. Let your imagination run wild and see what stories emerge.
  8. The Power of Gratitude: Focusing on the good things in life adds a natural brightness to your day. Start a gratitude journal and take a few minutes each day to write down what you’re thankful for. Appreciating the little things can shift your perspective and color your thoughts in positive light.
  9. Create a Vision Board: Don’t just dream it, visualize it! Create a vision board filled with images, quotes, and words that represent your goals and aspirations. Surrounding yourself with these visuals will inspire you and keep your thoughts focused on achieving your colorful dreams.
  10. Share Your Spark: The most vibrant colors shine brighter when shared with others. Teach a friend a new skill, host a creative game night, or even start a blog to share your colorful ideas with the world. When you share your passions with others, you not only inspire yourself but also color the world around you.

Remember, coloring your thoughts is more like a journey, not a destination. Experiment a lot, try to have fun, and embrace the joy of living a life bursting with color!

The Happiness Paradox

Have you ever noticed that the harder you try to be happy, the further it seems to slip away? It’s like chasing butterfliesβ€”the more you pursue them, the flightier they become. This, my friends, is the paradox of happiness.

Imagine happiness as a beautiful wildflower. You can spend all day searching for the biggest, brightest bloom, but the truth is, happiness often thrives in unexpected places. It might be the warmth of sunlight on your face, the laughter shared with a loved one, or the quiet satisfaction of completing a task.

Here’s the twist: focusing solely on achieving happiness can backfire. It can make us:

  • Obsessive: We become fixated on external factors like material possessions or achieving certain goals, neglecting the simple joys in life.
  • Discontent: When we constantly chase after “more,” we fail to appreciate what we already have, leading to a feeling of dissatisfaction.
  • Pressured: The pressure to be happy can be overwhelming, creating anxiety and stress, which ironically, hinders our ability to actually experience happiness.

So, what’s the alternative?

The key lies in shifting our perspective. Instead of chasing a fleeting feeling, we should focus on living a meaningful life. This involves:

  • Finding purpose: What brings you a sense of fulfillment? It could be volunteering, pursuing a creative passion, or simply spending quality time with loved ones.
  • Practicing gratitude: Take a moment each day to appreciate the good things in your life, no matter how small. This simple act can significantly boost your mood.
  • Living in the present: Savor the experiences of the here and now, instead of dwelling on the past or worrying about the future.

Remember, happiness is not a destination, it’s a journey. Like the Chinese proverb says, “The journey of a thousand miles begins with a single step.” Take small steps each day towards living a meaningful life, and you’ll find that happiness naturally blossoms along the way.

Here are some inspiring quotes to ponder:

"Happiness is not something you pursue, it is something that comes as a byproduct of a life well lived." β€” Eleanor Roosevelt
"Don't chase happiness, create it." β€” Jim Rohn
"The purpose of life is not to be happy. ItΒ is to be useful, to be honorable, to be compassionate, to have it make some difference that you have lived and lived well." β€” Ralph Waldo Emerson

So, the next time you find yourself chasing happiness, take a deep breath, shift your focus, and embrace the beautiful journey of life. You might be surprised by the happiness you find along the way. πŸ˜‰

Mengenal Opportunity Cost

Setelah membaca sebuah postingan di blog Joshua Becker, saya jadi tertarik untuk membaca lebih lanjut tentang sebuah istilah menarik: opportunity cost. Ternyata ini bisa sangat membantu kita dalam membuat keputusan, saat misalnya kita dihadapkan pada 2 pilihan yang sama-sama menarik. Pada dasarnya opportunity cost ini adalah tentang memilih manfaat potensial apa yang pada akhirnya kita pilih (atau tidak kita pilih) dari alternatif-alternatif yang tersedia.

Penggunaan konsep ini, misalnya, dapat dilihat dalam beberapa contoh berikut:

  • Memilih pergi ke bioskop. Opportunity cost-nya dalam hal ini adalah kegiatan alternatif yang bisa dilakukan dengan ketersediaan waktu dan biaya yang sama, misalnya membeli buku atau pergi ke gym. Apabila yang dipilih adalah pergi ke bioskop, maka yang dikorbankan adalah manfaat dari membeli buku atau manfaat pergi ke gym.
  • Mengambil kelas di kampus. Opportunity cost-nya adalah pendapatan potensial yang bisa didapatkan apabila waktu yang sama dimanfaatkan untuk bekerja.
  • Berinvestasi saham. Opportunity cost-nya adalah pendapatan potensial yang bisa didapatkan dari investasi di luar saham, seperti misalnya obligasi atau investasi di bidang properti.

Memahami konsep sederhana ini dengan baik akan sangat membantu kita untuk lebih rasional dalam membuat keputusan. Menimbang manfaat potensial dari tiap pilihan, melihat manfaat potensial yang akan lebih menguntungkan bagi kita, pada akhirnya akan mengarahkan kita pada keputusan akhir yang terbaik.

Opportunity cost ini tidak selalu bisa dinyatakan dalam kuantitas finansial yang langsung bisa diukur. Terkadang ia juga berbentuk waktu, upaya, atau sumber daya lainnya. Seni dalam menggunakan konsep ini adalah bagaimana kita akhirnya membuat keputusan yang sejalan dengan kebutuhan dan tujuan-tujuan kita.

Such a simple yet useful concept, right?

Berpikir Seperlunya

Saya baru saja membaca postingan terbaru di blog pasangan suami-istri Mike dan Mollie bernama This Evergreen Home, 7 Ways to Live More Intuitively. Saya sering juga mampir di blog ini karena menurut saya isinya bagus, dikemas dalam bahasa yang ringan, dan mereka berbicara berdasarkan apa yang telah mereka alami dan praktikkan sendiri. Banyak ide yang rasa-rasanya bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Intisari dari tulisan ini adalah tentang menghargai intuisi, percaya kepada naluri, dan untuk tidak hiper-analitis dalam hidup. Perencanaan memang perlu, tetapi merencanakan terlalu detail dan menganalisis terlalu dalam terkadang justru memperkeruh keadaan, atau bahkan menghambat kita untuk bergerak, karena secara mental kita sudah ‘dihadang’ dengan berbagai angka dan pertimbangan.

Menyegerakan tindakan juga perlu, tanpa harus menghabiskan banyak waktu mematangkan perencanaan. Mengerjakan sembari belajar dalam prosesnya sering justru lebih baik. Sambil mengerjakan, sambil belajar menyempurnakan berbagai hal yang kurang. Tidak perlu menyerap terlalu banyak informasi, yang seringkali justru memperlambat kita untuk segera bertindak.

Mengambil keputusan cepat juga terkadang penting, tanpa berlama-lama mempertimbangkan beragam hal, tentu dengan tetap berpegang pada nilai-nilai yang kita anut dan tetap memiliki kejelasan tujuan. Saya kira hal ini sangat diperlukan dalam kehidupan nyata.

"Trust your gut. It’s usually about a thousand times smarter than your head." β€” Amy Poehler

Journaling Steps

As I aim to start journaling again in the new year, the following TikTok video serves as a good reminder for me to kickstart my journaling routine once again.

@eviewhy

I HEAR YOU WANNA START A JOURNAL? ✍️ heres my short little guide to starting 🫢🏼 #journaling #advice #journalingideas #howtojournal #guidetojournaling #journalforbeginners

♬ original sound – EVIE

5 Habits I’d Like to Train Myself

Hai!

Setelah membaca artikel terbaru di blog This Evergreen Home yang berjudul 101 Daily Habits: The Complete Guide to Better Routines, saya memutuskan untuk memilih 5 dari daftar 101 kebiasaan untuk saya tanamkan dalam diri saya sendiri.

Berikut 5 kebiasaan pilihan saya:

  1. Merapikan tempat tidur segera setelah bangun pagi. Kasur yang rapi bisa menimbulkan rasa senang. Merebahkan tubuh sehabis bekerja di atas kasur yang rapi dan bersih rasanya nikmat sekali! Akan berbeda rasanya kalau sehabis bekerja kita menemukan kasur dalam keadaan berantakan. Selain lelah, mood kita juga akan kurang positif.
  2. Menulis jurnal rasa syukur (gratitude journal). Rasa syukur dapat diekspresikan secara lisan pun tulisan. Menulis hal-hal yang membuat kita bersyukur akan melahirkan emosi positif dan melatih diri kita untuk mengapresiasi berbagai hal dalam perjalanan waktu kita. Ini apabila dilakukan secara rutin dan berkesadaran akan membentuk mindset bersyukur.
  3. Melakukan kebaikan-kebaikan kecil. Hal-hal baik yang berkesan di hati kita justru seringkali adalah hal-hal kecil yang dilakukan oleh orang lain kepada kita, misalnya dibukakan pintu, disapa dengan senyuman, atau ditawari makanan ringan. Maka hal sebaliknya juga berlaku: orang bisa terkesan dengan hal-hal kecil yang kita lakukan kepada mereka, kalau kita menyadari bahwa semua orang ingin diperlakukan dengan baik.
  4. Berada di alam terbuka. Saya memiliki kebiasaan untuk berjalan kaki di alam terbuka sambil memikirkan apa yang pernah saya baca atau memikirkan solusi atas suatu persoalan. Biasanya dari kegiatan berada di alam terbuka seperti ini saya bisa mendapatkan ide atau perspektif baru, bahkan pemahaman baru atas apa yang pernah saya alami. Alam terbuka juga memiliki kemampuan untuk ‘menyembuhkan’ kita dan mengajarkan kita filosofi kehidupan itu sendiri.
  5. Berterimakasih kepada orang-orang di sekitar kita. Saya menerima banyak bantuan dari teman-teman dan saudara / keluarga di sepanjang perjalanan hidup saya, dan berterimakasih secara langsung kepada mereka bukan saja suatu kebiasaan yang baik, tetapi merupakan gambaran langsung tentang bagaimana kita memandang orang lain dan esensi kehidupan bersama; bahwa kita bisa bertahan hidup karena sokongan orang lain juga.

Kalau 5 hal ini saja bisa tertanam dalam diri kita, saya percaya kita akan menjadi pribadi yang lebih menarik dan berdampak positif bagi orang lain. Dan mungkin kita bisa bergerak maju untuk melirik 96 kebiasaan lainnya di blog tadi… πŸ˜†

Salam,

Paulinus Pandiangan
Click to listen highlighted text!