Selamat datang di blog Paulinus Pandiangan. Semoga kamu menemukan sesuatu yang berguna.   Click to listen highlighted text! Selamat datang di blog Paulinus Pandiangan. Semoga kamu menemukan sesuatu yang berguna.

Perihal Emosi

Emosi ibarat cuaca; dia selalu berubah dan berganti dengan emosi yang lain. Emosi yang baik-seperti rasa senang-berada dalam spektrum yang sama dengan emosi yang tidak menyenangkan-seperti amarah dan rasa kecewa. Tidak ada emosi yang permanen, walaupun seseorang bisa saja terjebak dan rasanya tidak bisa keluar dari sebuah emosi yang buruk untuk jangka waktu yang sangat lama.

Gambar dari sini.

Akan tetapi, kita perlu menyadari bahwa apa pun emosi yang sedang kita alami, kita lebih luas dari semua emosi tersebut. Kita adalah subjek yang sedang mengalami emosi. Kita adalah kesadaran yang bisa melihat bahwa pengalaman tertentu akan menimbulkan interpretasi mental tertentu, dan interpretasi inilah yang memunculkan emosi yang kita rasakan. Menyenangkan atau tidak, merasakan emosi adalah bagian dari perjalanan manusia. Life is not all roses.

Yang terpenting adalah bahwa kita masih hidup, kita masih di sini, dengan kesempatan baru setiap pagi untuk menjadikan hidup bermakna, dan menjadi pribadi yang sedikit lebih baik dibanding kemarin. ❤

Mengapa Fakta Tak Mengubah Perilaku?

Di situasi pandemi saat ini, saya tidak mengerti orang-orang yang masih saja percaya dengan teori-teori konspirasi seputar COVID-19 kendati fakta-fakta sudah terpampang di depan mata.

Saya pun tergelitik dengan (masih) banyaknya orang yang berada di barisan anti-vaxxer. Banyak yang tidak mau divaksin dengan berbagai alasan yang juga jelas-jelas tidak bisa diterima akal sehat.

Why?

Mengapa fakta tidak mengubah perilaku?

Satu aspek menarik pun saya temukan, dan itulah mengapa postingan ini akhirnya terbit.

LANJUTKAN MEMBACA …
Click to listen highlighted text!