Selamat datang di blog Paulinus Pandiangan. Semoga kamu menemukan sesuatu yang berguna.   Click to listen highlighted text! Selamat datang di blog Paulinus Pandiangan. Semoga kamu menemukan sesuatu yang berguna.

Taste It Before You Spit It

Salah satu cara yang bisa dipakai untuk melatih kita menggunakan kata-kata yang positif adalah dengan slogan di atas, taste it before you spit it; artinya sebelum mengatakan sesuatu, kita terlebih dahulu melakukan visualisasi apakah kata-kata yang akan digunakan sudah terdengar positif di telinga kita, dan kalau ternyata belum kita sebaiknya menggantinya dengan kata-kata lain atau tidak mengucapkan kata tersebut sama sekali. Ini sangat penting karena kata-kata yang sudah diucapkan tidak lagi menjadi milik kita; sama seperti setelah kita meludah, apa yang keluar sudah tidak bisa ditarik lagi. Berhati-hati dalam berbicara adalah kemampuan penting yang dimiliki orang-orang yang cenderung positif.

Kata-kata yang kita ucapkan sangat berpotensi melukai hati orang lain, apalagi ketika kita sedang emosional, misalnya saat berada di tengah sebuah konflik. Situasi seperti ini memang tidak mudah dihadapi, dan dibutuhkan kemampuan yang baik untuk mengelola emosi. Emosi yang tidak terkendali biasanya berlanjut dengan keluarnya kata-kata yang melukai relasi dan meninggalkan luka di hati orang lain.

And once they are said, they can not be unsaid. Kata-kata yang sudah terucap tak akan bisa ditarik lagi dan, meskipun bisa dimaafkan, tetapi tetap akan selalu diingat oleh orang lain sebagai sebuah memori yang buruk, dan kata-kata yang buruk akan menimbulkan jarak antara dua pihak; suasana relasinya pasti tidak akan sama lagi.

Bahkan ada yang mengatakan bahwa lidah kita ibarat pisau tajam yang bisa membunuh tanpa mengucurkan darah. Sebegitu besarnya kekuatan kata-kata yang terucap dari bibir kita: bisa menjadi pendorong yang meneguhkan semangat, akan tetapi juga bisa menjadi perongrong semangat tanpa wujud. Pesannya jelas: pikirkanlah dengan baik sebelum berkata-kata, karena kata-kata yang buruk hanya melahirkan penyesalan dan merusak kedamaian. ❤️

Author: Paulinus Pandiangan

Saya seorang Katolik, anak ketiga dari 3 bersaudara, ayah dari tiga anak, orang Batak, saat ini bekerja di sebuah pabrik kelapa sawit di Kalimantan Tengah. Saya dilahirkan pada 8 Januari 1983. Capricorn.

Click to listen highlighted text!