Rasa senang tentu tak bisa sepenuhnya direncanakan, akan tetapi aktivitas-aktivitas yang membuat kita merasa senang pada dasarnya bisa dipetakan. Dengan mengevaluasi bagaimana kita menggunakan waktu dalam sehari (atau seminggu), memetakan proporsi tiap kegiatan dan seberapa menyenangkan kegiatan itu terasa, kita akan terbantu dalam membuat perencanaan waktu.
Berikut sebuah contoh tabel aktivitas mingguan:
Aktivitas | Skor Makna (1 – 5) | Skor Rasa Senang (1 – 5) | Frekuensi / Minggu |
Berkumpul bersama keluarga | 5 | 4 | 2 jam ++ |
Menghadiri rapat kerja | 4 | 2 | 11 jam = |
Menonton TV | 2 | 3 | 9 jam – |
Skor yang digunakan pada tabel di atas berkisar dari 1 sampai 5, dimana 5 adalah skor tertinggi, dan 1 skor terendah. Simbol ++ menyatakan bahwa kita merasa sangat perlu menambah durasi kegiatan tersebut, simbol = menyatakan bahwa kegiatan tersebut sudah cukup, dan simbol – menyatakan bahwa kegiatan tersebut perlu dikurangi.
Dengan membuat tabel kegiatan mingguan seperti ini, selain memiliki gambaran penggunaan waktu kita dalam seminggu, kita akan memperoleh insight bagaimana sebaiknya kita menghabiskan waktu di minggu-minggu berikutnya agar kehidupan kita lebih menyenangkan, karena kehidupan akan menyenangkan apabila diisi dengan kegiatan-kegiatan yang bermakna dan memberikan rasa senang.
Idenya sederhana saja sebenarnya: jika ingin lebih senang menjalani kehidupan, optimalkanlah waktu yang ada untuk hal-hal yang memberikan rasa senang. Beberapa hal yang tidak menyenangkan memang terkadang tidak bisa dihindari, karena itu membuat perencanaan waktu seperti tabel di atas tetap harus realistis. Seiring waktu, kita akan menemukan pola yang tepat untuk kita dalam menjalani hidup yang bermakna sekaligus menyenangkan.
Perlu disadari juga bahwa membuat pemetaan seperti ini seringkali mengharuskan kita berubah. Tentu perubahan yang diinginkan adalah perubahan yang sungguh bermakna (meaningful).
Ada satu metode yang disarankan oleh seorang psikoterapis bernama Nathaniel Branden yang disebut dengan sentence completion, atau metode melengkapi kalimat. Dengan metode ini diyakini seseorang bisa mendapatkan gambaran tentang perubahan positif apa yang dapat dialaminya. Sebagaimana nama metodenya, kita memikirkan sebuah batang kalimat (sentence stem) yang berupa pengandaian (menggunakan jika), dan selanjutnya kita diminta melanjutkan kalimat tersebut dengan hasil yang bisa kita peroleh.
Contohnya begini:
Jika saya menambah 5% kesadaran saya dalam hidup, …
Kalimat di atas adalah batang kalimat (sentence stem) yang masih harus dilengkapi. Di sinilah kita memikirkan respons sebagai kelanjutan dari kalimat tersebut, dan respons inilah dampak nyata dari perubahan yang kita lakukan, sebagaimana tercermin dalam batang kalimat awal.
Beberapa contoh lanjutan kalimatnya misalnya:
- Saya akan bersikap lebih hormat kepada rekan-rekan kerja saya;
- Saya bisa menghabiskan lebih banyak waktu melakukan hobi saya;
- Saya bisa menerima hal-hal yang tidak begitu disukai di pekerjaan dengan lebih lapang dada;
- dan seterusnya …
Melakukan ini secara berulang-ulang dan konsisten diyakini bisa membantu kita mendapatkan ide-ide baru untuk melakukan perubahan nyata dalam hidup, dan kita akan memperoleh gambaran yang lebih baik tentang diri kita sendiri. Dan begitulah caranya kita merawat self esteem.