Saya adalah seorang introvert dan saya tidak begitu mudah (atau bahkan nyaman!) bersosialisasi dan berjejaring dengan orang lain. Sulit bagi saya untuk benar-benar bisa dekat dan terbuka kepada orang lain. For us introverts, this is common. Bukan berarti kami tidak bisa menjadi teman yang baik, akan tetapi umumnya para introvert lebih mementingkan kualitas pertemanan dibandingkan kuantitas. Teman-teman kami yang benar-benar kami anggap teman biasanya sedikit saja.
Tetapi salah satu kemampuan yang rasanya menonjol di orang-orang introvert adalah intuisi yang tajam dalam mengenali teman yang benar-benar baik. Sulit mengelaborasikan kemampuan ini dalam kata-kata, we just know it! Saya, misalnya, bisa dengan cepat mengenali mana orang yang kira-kira bisa diteruskan untuk menjadi teman hanya dengan 1 kali interaksi, dan interaksinya sendiri tak harus lama. Percakapan 5 menit cukup rasanya cukup untuk melihat apakah seseorang bisa diteruskan menjadi teman. We are so picky in terms of friendship.
Selain itu, kami rasanya saya cukup peka juga “melihat” tanda-tanda yang ditunjukkan orang lain ketika berinteraksi langsung: bisa dari nada suara, tatapan mata, raut wajah, dan sikap tubuh (gesture). Ada semacam kepekaan dimana saya bisa mengetahui apakah seseorang benar-benar seorang teman yang tulus atau hanya orang yang sedang berpura-pura. Dan ini seringkali menjadi dasar yang kuat untuk menentukan sikap kepada orang-orang. Saya cenderung akan lebih terbuka kepada orang-orang yang menunjukkan tanda-tanda yang baik, dan pasti akan menjaga jarak dengan orang-orang yang tidak memenuhi kriteria. See? So picky!
So who is a good friend to me? Someone I recognize using my introvert sensor. 🙂