Selamat datang di blog Paulinus Pandiangan. Semoga kamu menemukan sesuatu yang berguna.Click to listen highlighted text!Selamat datang di blog Paulinus Pandiangan. Semoga kamu menemukan sesuatu yang berguna.
Dan akhirnya … saya menjadi orang kesekian di dunia maya yang menulis tentang motto Latin ini. 😄
Solvitur ambulando dapat diartikan sebagai, “diselesaikan dengan berjalan kaki”. Ambulando (Latin) atau ambling dalam bahasa Inggris, adalah berjalan santai. Berjalan santai di alam terbuka barangkali menjadi interpretasi yang tepat dari motto ini. Saya menemukan dua artikel yang bagus dari pencarian singkat di mesin pencari sore ini terkait motto ini, satu di sini dan satunya lagi di sini (berbahasa Indonesia).
Berjalan kaki, selain baik bagi kesehatan, juga berperan penting dalam kreativitas. Komposer Ludwig van Beethoven (mengutip dari sini) adalah satu contoh orang kreatif yang konon berjalan kaki untuk menjernihkan pikiran, sambil membawa kertas dan pena, untuk mencatat kalau-kalau terbersit buah pikiran baru.
Manfaat berjalan kaki bagi kesehatan dapat dibaca di banyak sumber, di antaranya di laman AloDokter, laman SehatQ, dan Halodoc. Satu manfaat menarik adalah bahwa aktivitas berjalan kaki santai bisa mengurangi tingkat stress, menurunkan rasa cemas, depresi, hingga suasana hati yang buruk.
Jadi saat stress, sedang buntu dan butuh ide segar, merasa mood kurang baik, marah, atau sedang bosan, barangkali ide yang baik kalau kita mencoba berjalan kaki santai di alam terbuka sekurang-kurangnya 20 sampai 30 menit. Penyair Simon Armitage pernah mengatakan begini, “You never come back from a walk feeling worse.”
Setiap menit yang berlalu akan menjadi milik kematian. Tak akan kembali. Inilah kesadaran praktisi Stoikisme terkait waktu; terkait bagaimana seharusnya kita menggunakan hari-hari kehidupan.
Tidak berarti bahwa setiap menit harus digunakan untuk bekerja, atau selalu berfokus pada produktivitas.
Penekanan dalam Stoikisme adalah kesadaran tentang bagaimana waktu kita berlalu (awareness of spent time); tidak membiarkan tanggal demi tanggal di kalender berlalu begitu saja tanpa kita mencoba melakukan sesuatu. “Sesuatu” di sini adalah hal-hal yang bagi kita bernilai, atau menyenangkan, atau yang bisa mengekspresikan diri kita, seperti menulis blog, membuat karya tangan, bermain musik, dan berbagai bentuk kegiatan lainnya.
Singkatnya, a sense of personal work.
Anda dan saya tentu tak selalu sama ketertarikannya. Anda mungkin lebih merasa bisa ‘menemukan’ diri Anda saat mengulik nada di alat musik kesayangan, saya mungkin lebih senang menulis blog atau merekam podcast. Inilah contoh area personal work kita masing-masing.
Di luar pekerjaan formal kita masing-masing, ada hal-hal spesifik yang selalu membuat kita tertarik untuk menghabiskan waktu melakukannya, dan dengan melakukannya, kita merasa bahwa kita menggunakan waktu kita dengan baik.
Dan hal-hal ini bisa membawa kita pada suatu keadaan yang oleh psikolog Mihaly Csikszentmihalyi disebut sebagai flow.
Anda pasti pernah begitu larut dan menikmati suatu aktivitas sampai-sampai Anda tidak menyadari waktu berlalu, dan Anda pun tidak merasa lelah berlebihan, dan yang menarik, Anda justru merasa senang setelahnya. Keadaan inilah yang dimaksud sebagai flow tadi.
Contohnya saja orang yang suka memancing. Dengan sabar ia mulai sejak pagi, lalu tak terasa hari sudah sore, dan walaupun hasil tangkapan sedikit atau bahkan nihil, orangnya merasa senang-senang saja. Orang tersebutlah yang menurut psikolog Csikszentmihalyi telah mengalami flow.
Dan orang yang mengalami flow justru bisa menjadi pengamat (observer) yang baik. Jika waktu diibaratkan dengan roda yang berputar, seseorang yang mengalami flow seolah-olah berada di pusat lingkaran roda, mengamati setiap pergerakan roda. Ia sadar betul bagaimana waktu digunakan dan ia menikmati betul perguliran roda waktu itu.
Di sinilah ada satu titik temu Stoikisme dan psikologi. Ketika Stoikisme mengajarkan untuk menyadari penggunaan waktu (awareness of spent time), psikologi menawarkan flow sebagai cara untuk sungguh menikmati waktu sekaligus menjadi pengamat yang baik.
Saya memiliki teman seorang guru sains yang juga memiliki ketertarikan khusus pada IT. Dia senang mengulik kode HTML dan JavaScript, juga senang dengan troubleshooting jaringan (network). Kegemaran spesifik seperti inilah yang mampu membawa seseorang masuk ke keadaan flow. Selain memperoleh a sense of personal work (citarasa suatu karya pribadi), dia juga memperoleh kesenangan saat melakukannya, dan setelah melakukannya, dia akan merasa bahwa waktunya telah digunakan dengan baik. Ada sesuatu yang bernilai yang telah dilakukannya untuk mengisi waktu.
Kuharap teman-teman yang membaca tulisan ini bisa terinspirasi dan tergerak untuk menemukan bidang karya pribadi (personal work) kalian masing-masing di luar pekerjaan formal.