Selamat datang di blog Paulinus Pandiangan. Semoga kamu menemukan sesuatu yang berguna.   Click to listen highlighted text! Selamat datang di blog Paulinus Pandiangan. Semoga kamu menemukan sesuatu yang berguna.

Premeditatio Malorum

My God, istilah apa ini? 😮

Tenang dulu, sobat. 😊 Arti dari jargon ini tidak akan semenyeramkan seperti yang engkau bayangkan, setidaknya setelah engkau selesai membaca tulisan singkat ini.

Sebelum kita teruskan, baiknya kita awali dari cara membaca istilah ini terlebih dulu: Premeditatio Malorum

Ready now?

Apa itu Premeditatio Malorum?

Secara sederhana adalah visualisasi negatif; membayangkan terjadinya masalah, kejadian buruk atau musibah sebelum benar-benar terjadi. Tak hanya itu, reaksi yang rasional terhadap masalah tersebut juga dipikirkan.

Hidup kita penuh dengan berbagai kejutan atau skenario penderitaan yang bisa sangat mempengaruhi secara emosional. Kita bisa mengalami kehilangan orang tercinta, ketidakadilan, pertengkaran, kesalahpahaman, dipermalukan, dan berbagai bentuk kejadian tak terduga lainnya. Kita perlu bersiap secara mental terhadap situasi-situasi seperti ini, sehingga apabila benar-benar terjadi, kita dapat bereaksi dengan lebih sehat.

“Musibah terasa paling berat bagi mereka yang hanya mengharapkan keberuntungan.”

Seneca

Booker T. Washington barangkali sebuah contoh yang bagus. Dia mengelola sekolah yang terdiri dari 1.500-an siswa, mempekerjakan ratusan orang, menjadi penasihat bagi para politisi dan aktivis, memberikan pidato di seantero Amerika, tetapi di mata teman-temannya selalu terlihat tenang. Bagaimana bisa?

Sebuah rahasia kecil pun terkuak: sebuah teknik berusia 2000-an tahun.

“Setiap pagi sebelum memulai pekerjaan, saya tentu berharap akan hari yang baik, tetapi di saat yang sama saya juga menyiapkan diri saya secara sadar apabila misalnya salah satu bangunan sekolah kami terbakar, atau saya mengalami kecelakaan, atau seseorang menjelekkan saya di depan umum atas sesuatu yang tidak pernah saya lakukan atau katakan.”

Booker T. Washington

Seperti kata Seneca, berbagai kejadian buruk akan terasa paling menyakitkan bagi orang yang tidak pernah menyiapkan diri secara mental untuk menghadapinya.

Dengan teknik ini, kita bisa ‘berdamai’ dengan kefanaan kita dan bersiap diri untuk segala bentuk hambatan dan masalah tanpa harus cemas atau takut berlebihan. Premeditatio malorum juga akan membuat kita lebih menghargai orang lain selagi mereka ada, karena kita sungguh menyadari bahwa pada waktunya mereka pun akan berlalu dari kehidupan kita. They won’t be here forever.

Intinya, premeditatio malorum membantu kita untuk tangguh. Di saat kita rapuh, kita sering menyalahkan diri sendiri atas berbagai hal buruk yang terjadi. Tetapi berbagai hal buruk yang terjadi pada dasarnya di luar kendali kita. Yang bisa kita kendalikan adalah bagaimana kita bereaksi terhadap berbagai hal buruk.

Harapkanlah hari yang baik dan menyenangkan, tetapi bersiaplah juga kalau ternyata tidak demikian.

“Rehearse them in your mind: exile, torture, war, shipwreck. All the terms of our human lot should be before our eyes.”

Seneca

Silakan cek laman stoikisme di alamat ini ya. Share juga postingan ini ke teman-teman kalian kalau kalian merasa bermanfaat.

Jika ingin berbincang dengan saya via WhatsApp, silakan klik link berikut ya:

Salam,

Paulinus Pandiangan

Author: Paulinus Pandiangan

Saya seorang Katolik, anak ketiga dari 3 bersaudara, ayah dari tiga anak, orang Batak, saat ini bekerja di sebuah pabrik kelapa sawit di Kalimantan Tengah. Saya dilahirkan pada 8 Januari 1983. Capricorn.

Click to listen highlighted text!